Jumat, 09 Juli 2010

Cerpen "Hari Yang Indah"

Hari Yang Indah

Saat ku pandang begitu indahnnya engkau terlintas dibenakku terlihatlah keagungan Tuhan. Engkau mengalir dengan indah
Oh…sungai masih banyak sekali yang aku lihat dimana di seberang jalan rumah-rumah rakit berjejeran dan ku lihat ke atas jembatan Ampera yang begitu besar dan indah sekali dilihat begitu banyak mobil dan motor di sana. Ada juga di sebelah kanan dan kiriku ada orang-orang yang sedang memancing ikan di atas sungai Musi masih ada ketek dan tumbuhan eceng gondok itu.yang warnanya hijau mengapung di atas air. Aku sangat bahagia hari itu karena sewaktu di sana aku bersama dengan teman-teman ku yang paling aku sayang dan aku cintai. Ada Febriani, Sulastinah, Roaidah dan Maleni yang gendut. Pada hari itu aku dan teman-temanku makan kemplang sangat keenakan makannya dan juga lapar diambil aja kami belum bayar pokoknya makan dulu bayarnya belakangnya. Eh…nggak tahunya makan sudah selesai dan perut sudah enakan dan kami mau bayar saat ditanya sama ibu pedagang itu. “Berapa bik, harga kempalngnya ?” tiga biji 2000 kami semua terkejut dan salinglihat-lihat dan tersenyum. Pokoiknya mahal banget makanan yang ada di sana. Kalau nggak karena perut laper ngak maulah makan kemplang di sana. Sesudah dari itu tau ngak kami semua tertawa-tawa. Yah….karna geli aja mengingat masalah makan kemplangnyakan selalu terkenan di dalam hati. Sesudah dari makan kemplang kami berfoto sambil menghadap kearah sungai lihat seolah-olah kami berada di pantai. Ah…..jadi malu..deh.. (tertawa sendiri). Tapi setelah rasanya cepat banget itu berlalu mau tahu…. Yah ternyata pada hari itu juga pelajaran perpustakaan yahh… (sanbil menghembuskan nafas yang sangat panjang). Terpaksa deh (dengan nada kesal ). Aku, Maleni, dan Roaidah kembali lagi ke kampus padahalkan kami masih mau banget seru-seruan kalau di kampus kan tidak bisa melihat Ampera sungai Musi, rumah rakit, ketek, eceng gondok dan juga orang mancing. Tetapi, ngak apa-apa deh kan demi kuliha juga. Kami bertiga langsung naik angkot menujun kampus. Sesampainya dikampus kalau bapaknya tidak masuk. Jadi tambah bete, deh…. Badan sudah capek pas datang ke kampus bapaknya ngak masuk. Terpaksalah aku bersama teman-temanku pulang ke kelasku dan kami membeli nasi kalau urusan perut. Meskipun, capek nomor satu makan. Kami makan bersama sahabat itu bagikum segala-segalanya walaupun badan terasa sakit.tapi yang penting bisa tertawa bersama-sama.

Karya : Sutriani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar