Jumat, 09 Juli 2010

Cerpen "Khayalan Indah"

Khayalan Indah



Karya : Sutriani
Sisa-sisa hujan tadi malam belum juga redah aku mengulurkan tangan dibawah cucuran-cucuran atap dan membiarkan tetesan air hujan membasahi telapak tanganku, aku memalingkan pandangan lalu menatap kearah cermin dan memandangi wajahku sendiri. Sambil berkata, salah diriku jika mencintainya, semakin sakit kurasa bila harus terpendam lama didalam hatiku, hari-hariku yang cerah seakan-akan berubah emnjadi kelam, aku bagaikan pungguk merindukan bulan yang Cuma hanya bermimpi dan bermimpi saja tidak bisa menghadapi semua kenyataan yang ada, akankah aku akan menemukan cinta sejatiku yang bias membuat batinku tenang dan juga membuat detak jantungku berhenti bilaku ada disampingnya kan ku jaga rasa cinta ini sehingga ceritanya tiada akhir bagaikan air hujan terus-menerus membasahi bumi kemudian aku tersenyum dan mulai bergegas.

dari tempat dudukku dan terbangun dari lamunan karena matahari sudah memancarkan cahayanya yang begitu terang tepat menuju kearah kamarku kemudian ku buka jendela sambil berkata selamat pagi udara yang diam begitu indah dengan suara burung-burung berkicau dan kulihat daun-daun menari oleh hembusan-hembusan angina merasakan ada kedamaian hari ini, harapanku semoga hari ini akan lebih baik dari hari kemarin, aku mulai bergegas untuk melakukan aktivitas karma takkan ku biarkan setiap detiknya terbuang dengan percuma karna bagiku waktu itu sangatlah berharga, kulihat jam telah menunjukkan pukul 06.00 waktunya merapikan tempat tidur dan mandi setelah itu aku berangkat kuliah bersama dengan teman-temanku yang sangat aku sayangi.

Di perjalanan menuju kampus aku melihat sosok lelaki tampan yang sedang berdiri menunggu sesuatu, jantungku berdetak begitu kencang aku pun bertanya-tanya dalam hatiku sendiri apa yang sebenarnya yang ku rasakan ini, dengan pandangan yang begitu dingin dan senyuman yang lembut dia pun melihatku. Terlihat dimatanya ada sesuatu disitu detak jantungkupun bertambah kencang dengan penuh keramahan lelaki itu menyapaku, akupun menjawabnya dengan malu-malu dan yang ku rasa seakan-akan kami sudah lama saling mengenal satu sama lain, langka kakiku terasa berat untuk melangka serasa batu-batu yang begitu besar menumpuk di kedua kakiku yang lebih membuatku senang dia mengulurkan tangannya sambil menyebutkan namanya, hai aku ramah disertai dengan senyuman nya yang manis, akupun mengulurkan tanganku dan aku sebut namaku.
Bahkan tak terasa detik demi detik pun telah terlewati, teman-temanku sudah memanggilku, mereka menyindirku , sudah selesaikan kenalannya, akupun merasa malu dan tersenyum sendiri dan aku langsung berkata kepada ramah, ram sampai ketemu lagi ya … dia pun menjawabnya , udah dea hati-hati saja di jalannya. Kami pun saling tukar nomor handphone masing-masing kemudian aku bersama teman-temanku meninggalkan ramah begitu juga dia dengan perasaan dan hati yang gembira aku melangkahkan kakiku meninggalkan dia aku berkata dalam hatiku, dialah cinta sejatiku yang ku cari selama ini.


Karya : Sutriani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar