Kamis, 08 Juli 2010

JANGAN PERNA SALAHKAN CINTA

HUMAIROH
2007112027

Masa remaja, masa yang sangat indah. Semua orang pasti akan melewati dan merasakannya. Terutama dalam hal perasaan yang tak lepas dari arsat ingin mengenal lawan jenis. Berawal dari iseng belaka “ kata kenalan untuk lebih dekat sebagai seorang sahabat”. Kisahnya dimulai dari lempar senyum belaka antara aku dan dia. Respon pun terjadi, di saat keinginan mendekat lewat tukar no hp dan ketemu di salah tempat yang di Palembang. Awal yang indah pertemu pertama kalinya dengan dia. Dia yang masih duduk disalah satu perguruan tinggi, yang ada di Palembang dan begitu juga dengan aku. Serangkaian kalimat yang bikin aku kaget “Aku ingin kau orang yang lebih tahu akan diriku agar tidak kecewa kata, itu yang pertama kali aku demgar dari dia. Aku pun tersenyum diam seperti ada yang harus aku pahami dari sifat dia.
Hari berlalu tak terasa hubungan semakin akrab dan dekat, kami mulain sedikit demi sedikit mengenal akan sifat kami dalam menyikapi suatu masalah. Hari terasa indah dan cerah, sudah hampir tiga bulan hungan kami baik-baik saja. Seiring berjalannya waktu terpikir oleh dia
“ kita tak mungkin terus-terusan seperti ini”
“aku menginginkan terbaik akhir dari hubungan kita, tapi apakah mungkin seperti ini terus” dia berpikir layaknya orang yang ingin memberikan kebaikan akan hubungan ini. Saya pun bertanya, “Kenapa berkata seperti itu?????.....
” bukankah dalam keadaan sekarang ini kita itu sama-sama dalam peroses pendidikan bukannya kita gak mau cari kerja”. Aku tahu bahwa dalam dirinya bukanlah orang yang pemalas”. “Walaupun kita baru kenal akan tetapi aku sudah bisa membaca pikirannya.”Kita harus saling percaya dan memberi dorongan dalam menghadapi masalah”. Kata yang aku ucapkan seperti itu bukan beratri bisa menenangkan dia malah malah sebaliknya. Dorongan mulai datang dari orang terdekat terutama keluarga, sahabat dan dari aku sendiri, berbagai lamaran dimasukan dan tes juga diikuti tapi apa daya kerberuntungan belum ada. Semuanya itu membuat dia semakin terpukul. Aku juga bisa merasakan apa yang dia rasakan.
“Aku tak bisa melanjudkan hubungan kita, tak ada yang dapat aku lakukan” aku tak sanggup mendengarnya, “Aku juga tak bisa berbuat apa. Akupun berusaha belajar mengerti dirinya aku juga tahu bahwa dia juga tak menginginkan hal seperti ini. Hari demi hari tak terasa hubungan semakin jauh dengan kesibungan kami masing-masing hingga membuat kami sibuk dengan kegiatan masing.
Malam itu aku kangen dan sangat merindukan suara dia, tak tahu mengapa??????..
“Apakah perasaannya sama dengan apa yamg aku rasakan, Ohhh tuhan apa yang terjadi dengan perasaan ini, aku masih saja tak bisa jauh dan melupakan dia” Apakah perasaannya sama dengan yang aku rasakan”. Doa akupun selalu aku lakukan setiap saat agar diberikan jalan terbaik bagi diriku dan dirinya. Malam mulai larut dan terasa dingin menyelimuti diriku dalam heningnya malam mulai terasa. Bunyi hp telah mengagetkan aku malam itu, ternyata itu telpon dari dia, aku kaget seakan tak percaya itu telpon dari dia, aku menjawabnya, aku gugup seakan aku tak sanggup untuk berbicara, bibirku tertutup, “halloh..?
“holloh.. apa kabar?
“ya..ya.. baik- baik..?
“Kenapa gak mau bicara tadi...?
“Tadi bukan aku tidak kedengaran, tapi aku kaget saja, kalau telpon itu dari kamu......!
Kata-kata berlanjut akrab layaknya orang yang baru kenal, tak terasa kata-kata semakin jauh menunjukan arah untuk baik kembali, yang jelas dari semua kata yang dia ucapkan itu katanya bisa aku simpulkan “Bahwa dia tak bisa jalani hari tanpa diriku” aku sangat senang mendengarnya, walupun eksperesiku tak menunjukan kearah sana. Hatiku juga berkata “ Perasaan aku juga sama dengan apa yang kamu rasakan”. Kita mulai berusaha untuk memulihkan kekecewaan selama ini yang kami rasakan, dari itu dia mencoba untuk menjalin hubungan lagi dengan diriku, dia memintak maaf dan mengakui salahnya. Akupun menjawab “Perasaan baik tak perna salah, dan banyaklah kesempatan maaf yang aku siapkan jika semu itu baik untuk di jalani.


By: Rim@y

Tidak ada komentar:

Posting Komentar