KESABARAN YANG MEMBAWA BERKAH
Karya : Roaidah
Ketika mentari memancarkan sinarnya, ketika itu pula para nelayan terjun untuk mencari nafkah untuk sesuap nasi buat keluarganya, pak harjo nama panggilan akrab di sapa oleh tetangga setempat, ia salah-satu darinya yang mencari nafkah melalui sungai musi, pak harjo mempunyai istri yang bernama yati. Keluarga pak harjo memang keluarga yang sangat sederhana, kadang pak harjo satu biji pun belum menelan sesuatu dalam tenggorokannya tetapi pak harjo bila sudah waktunya ia harus pergi untuk bekerja sebagai nelayan. Karena ia sebagai suami dan sekaligus bapak dari anak-anaknya pak harjo selalu semangat untuk bekerja meskipun kadang membawah dengan tangan kosong.
Pak Harjo termenung, termangu sejenak setelah sampai di tempat yang ia tuju, di saat ia terdiam dan ia berkata dalam hatinya.
“ Tuhan … berikan aku rezeki hari ini yang halal dan yang baik meskipun sedikit hamba terima “
Tetapi tiba-tiba terdengar olehnya ada seseorang memanggil namanya dia adalah Tono.
“ Harjo ngapain kamu terdiam sambil menghadap sungai ini ?”
Harjo tersenyum dan berkata
” Tidak apa-apa ! aku Cuma memikirkan bagaimana caranya supaya hari ini aku mendapatkan ikan yang banyak “
“ Sudahlah harjo itu tidak akan mungkin kau tahu nelayan di sini bukan Cuma kamu, banyak sekali jadi setiap nelayan itu mendapatkan bagiannya, ia kan !”
“ Ia aku tahu itu tapi kita harus berusaha dulu “.
“ Harjo kamu tahu kalau tempat yang kamu duduki sekarang tempat aku, dari rumah aku sudah meniatkan untuk memancing di sana !”
“ Tapi aku duluan yang menempatkan nya “
“ ayolah Harjo kamu pergi dari sini, aku mau memancing disini ! aku mengertikan apa yang aku bilang barusan, aku mau mincing di tempat ini .”
“ Ia sudah kalau kamu bersih keras untuk memancing di sini, nggak apa-apa aku akan pergi “
“ia sudah tunggu apalagi Harjo !”
“ aku minta maaf ya kalau aku sudah membuat kamu marah “
“ ia…ia…. Pergi sana cepatan aku nggak sabar untuk memancing ikan yang besar-besar di sini “.
Pak Harjo pun pergi mencari tempat di mana kira-kira yang tidak ada keributan seperti tadi, dia mendatangi tempat yang mana tempat itu dia anggap aman dan tenang, tak lama ia berjalan ia menemukan bagian air yang terlihat tenang, tak ada ombak seolah ia melihat air itu merasakan ketenangan jiwanya akhirnya pak harjo memancing di tempat itu, tak terasa matahari sudah menunjukkan di ujung tombak berarti menunjukkan hari sudah sore, tapi hasil yang di dapat baru satu ekor ikan, meskipun begitu pak harjo bersyukur masih di beri rezeki oleh Tuhan. Dan ia pun pulang, sesampai di rumah ia di sambut oleh istrinya dengan baik, dengan senyum yang melebar ia hadiahkan kepada sang suami.
“ Pak…bapak langsung mandi iya !, air anget sudah ibu panaskan, pasti bapak capek kan ! “
“ ia bu… makasih bu ! ibu memang istri yang baik.” Bu yati sambil tersenyum malu
“ oh…bapak bisa saja memuji ibu, ia sudah bapak buruan mandi “.
Akhirnya pak harjo mandi dan ibu yati pun memasak ikan hasil dari pakjo memancing seharian, selesai mandi pak harjo mengejakan kewajibannya kepada Tuhan, sementara itu ibu yati hamper selesai memasak dan dengan waktu bersamaan pak harjo selesai sembahyang, ibu yati pun selesai memasak dan makan malam pun sudah siap di hidangkan, mereka pun makan bersama.
Keesokan harinya pak harjo seperti biasa pergi untuk mencari ikan di musi tapi anehnya hari ini pak harjo tidak mendapatkan satu ikan pun hingga hampir empat hari masih seperti tiulah, ia merasa kecapek-an ikan pun tak kunjung mengait di mata pancingnya. Akhirnya pak harjo pun pulang dengan tangan kosong, dalam hati pak harjo berkata .
” Aku mau bilang apa sama istriku aku pulang dengan tangan kosong, aku tidak bisa memberikan satu ikan pun untuk keluargaku makan hari ini”
Dengan langkah malu-malu pak harjo memberanikan diri untuk pulang apa pun bagaimana keadaannya . pak harjo pun tiba di rumah .
“ Bu… !”
“ e…bapak sudah pulang !
Begitulah kebiasaannya selalu tersenyum menyambut suaminya pulang, pak harjo tanpa basah-basih lagi “
“ ibu…bapak mohon ibu jangan marah, jangan kecewa hari ini bapak pulang dengan tangan kosong”.
”pak…kenapa harus marah ? lagian kenapa bapak berpikiran kalau ibu mau marah !, nggaklah pak nggak apa-apa …! Iya sudah pak buruan mandi waktu ashar mau habis “
Setelah itu mereka makan dengan lauk seadanya, di saat makan berlangsung pak harjo mulai membicarakan tentang kejadiannya tadi dan dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk esok harinya.
“ ibu… bapak besok mau pergi mancing pagi-pagi sekali, sudah sembahyang subuh langsung berangkat, siapa tahu Tuhan mau memberikan kepada hambanya siapa yang lebih dulu datang “ ( pak harjo sambil tersenyum ).
Sesuai dengan janji pak harjo kepada istrinya tadi malam, ia pun lekas pergi setelah sembahyang pak harjo mendatangi di mana kira-kira menjadi lubuk ikan, akhirnya pak harjo menemukan tempat yang di maksud.
Hampir dua jam pak harjo memancing akhirnya menghasilkan banyak ikan , hati pak harjo senang tiada taranya , ia pun pulang dengan senyum melebar di bibir pak harjo. Dan istrinya seprti biasa menyambut dengan senyuman juga.
Jumat, 09 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar